Makassar,11 Juli 2025,beritayang.com — Dalam upaya memperkuat budaya keselamatan kerja, Kalla Transport dan Logistics menyelenggarakan simulasi tanggap darurat di Depo Parts, Kawasan Industri Makassar, Sabtu (21/6). Kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen berkelanjutan perusahaan terhadap penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Simulasi mencakup penanganan kebakaran serta prosedur evakuasi darurat. Kegiatan ini melibatkan tim tanggap darurat internal Kalla Transport dan Logistics bersama Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Makassar. Tujuannya, tidak hanya meningkatkan kesiapsiagaan, tetapi juga mengevaluasi efektivitas implementasi Sistem Manajemen K3 (SMK3) di lingkungan kerja.
“Budaya K3 tidak bisa hanya sebatas materi pelatihan. Ia harus menjadi kebiasaan dan bagian dari perilaku sehari-hari setiap karyawan,” ungkap Sabdar Hamid, Dry Storage Services Senior Supervisor Kalla Transport dan Logistics. Melalui simulasi ini, kami ingin memastikan semua personel memahami peran masing-masing dalam menjaga keselamatan bersama.”
Hal senada disampaikan oleh Meilani Dwi Astuti, HSE Assistant Manager Kalla Transport dan Logistics. Dia menekankan bahwa simulasi bukan sekadar formalitas rutin, tetapi sarana pembelajaran langsung di lapangan.
“Simulasi ini merupakan bentuk implementasi nyata budaya K3 di Kalla Translog. Kami fokus tidak hanya pada pelaksanaan kegiatan, tetapi juga pada proses evaluasi menyeluruh pasca-simulasi untuk perbaikan berkelanjutan,” jelas Meilani.
Sebagai bagian dari pembentukan budaya keselamatan kerja yang menyeluruh, Kalla Translog juga rutin mengadakan program safety induction bagi seluruh karyawan baru serta safety driving khusus untuk pengemudi operasional. Kedua program ini bertujuan membangun kesadaran dan disiplin terhadap aspek keselamatan kerja di seluruh lini operasional perusahaan.
Dengan terselenggaranya simulasi tanggap darurat ini, Kalla Transport dan Logistics menegaskan komitmennya dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman, responsif, dan siap menghadapi berbagai potensi risiko, demi kelangsungan operasional dan perlindungan seluruh karyawan.