STABILITAS SEKTOR JASA KEUANGAN DI WILAYAH SULAWESI SELATAN TERUS TERJAGA

oleh

Makassar, 15 November 2024,beritayang.com– Kantor Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat menilai stabilitas sektor jasa keuangan pada posisi September 2024 di wilayah Sulawesi Selatan tetap terjaga dengan intermediasi yang kontributif dan kinerja keuangan yang tumbuh positif secara year on year (yoy).

Hal ini sejalan dengan kondisi sektor jasa keuangan yang juga terjaga stabil di tengah meningkatnya risiko geopolitik dan melemahnya perekonomian dunia. Stabilitas sektor jasa keuangan memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selatan, yang pada triwulan III-2024 tercatat tumbuh sebesar 5,08 persen (yoy), melebihi rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional.
Perkembangan Sektor Perbankan
Total aset perbankan di Sulawesi Selatan posisi September 2024 tumbuh 7,23 persen (yoy) dengan nominal mencapai Rp199,36 triliun, terdiri dari aset Bank Umum Rp195,64 triliun dan aset BPR Rp3,72 triliun. Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 8,71 persen (yoy) dengan nominal mencapai Rp133,76 triliun. Adapun kredit yang disalurkan tumbuh sebesar 6,90 persen (yoy) dengan nominal mencapai Rp163,29 triliun.
Kinerja intermediasi perbankan Sulsel terjaga dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) 124,35 persen dan tingkat rasio kredit bermasalah berada di level aman 2,91 persen.
(dalam juta rupiah)

Perbankan Syariah turut menunjukkan pertumbuhan yang positif pada posisi September 2024 (yoy). Hal ini tercermin dari aset perbankan syariah yang tumbuh sebesar 19,59 persen yoy menjadi Rp16,16 triliun, dengan penghimpunan DPK yang tumbuh sangat tinggi 22,23 persen menjadi Rp11,53 triliun dan penyaluran pembiayaan yang juga tumbuh sebesar 17,94 persen yoy menjadi Rp13,46 triliun. Tingkat intermediasi perbankan Syariah juga berada pada level 116,77 persen dengan tingkat NPF pada level aman 2,22 persen.

(dalam juta rupiah)

Kredit usaha mikro mendominasi penyaluran Kredit UMKM
Realisasi kredit kepada UMKM di Sulsel tumbuh sebesar 5,41 persen (yoy) menjadi Rp61,70 triliun dengan share sebesar 38,53 persen dari total kredit yang disalurkan Bank Umum di Sulawesi Selatan. Pertumbuhan tertinggi terdapat pada kredit usaha mikro 11,00 persen yoy menjadi Rp34,55 triliun dengan share sebesar 56,00 persen dari total kredit UMKM. Secara total, kredit UMKM telah disalurkan kepada 912.248 debitur dengan tingkat NPL pada level 4,60 persen.
(dalam juta rupiah)

Perkembangan Pasar Modal
Total SID investor pasar modal di Sulawesi Selatan pada posisi September 2024 mencapai 385.477 SID dengan porsi terbesar pada produk rekening reksadana sebanyak 369.438 SID. Adapun nilai transaksi saham di Sulawesi Selatan sampai dengan September 2024 sebesar Rp15,22 triliun.

Perkembangan Sektor IKNB
Perkembangan Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) di Sulawesi Selatan posisi September 2024 (yoy) juga menunjukkan kinerja positif pada beberapa industri. Kinerja perusahaan pembiayaan mampu tumbuh positif, tercermin dari total piutang pembiayaan yang tumbuh 12,57 persen menjadi Rp19,07 triliun.

Begitu pula dengan pembiayaan modal ventura tumbuh 2,94 persen menjadi Rp381 miliar, pinjaman yang disalurkan pergadaian juga tumbuh sebesar 26,06 persen menjadi Rp7,33 triliun. Selain itu fintech peer to peer lending (Fintech P2PL) di Sulawesi Selatan juga mencatatkan kinerja positif yang tercermin dari peningkatan jumlah outstanding pinjaman yang tumbuh sebesar 52,59 persen menjadi Rp1,60 triliun dengan tingkat wanprestasi yang terjaga yaitu sebesar 1,39 persen.

*Data sementara (Posisi Agustus 2024)

Perkembangan Edukasi dan Pelindungan Konsumen

Sejak Januari sampai dengan Oktober 2024, Kegiatan edukasi keuangan di wilayah Kantor OJK Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat mencapai 1.762 kegiatan edukasi kepada masyarakat dengan jumlah peserta 186.585 orang yang terdiri dari pelaku UMKM, ibu rumah tangga, ASN, komunitas, difabel, mahasiswa, maupun pelajar.

Data layanan konsumen sejak Januari s.d. Oktober 2024 terdapat 380 layanan konsumen yang terdiri dari 100 layanan pengaduan, 133 pemberian informasi, dan 147 penerimaan informasi. Dari total layanan konsumen tersebut sebanyak 247 layanan terkait perbankan, 101 layanan terkait perusahaan pembiayaan, 13 layanan Non LJK, 10 layanan terkait asuransi, 5 layanan terkait fintech, 2 dana pensiun, 1 terkait pasar modal, dan 1 terkait pergadaian. Sedangkan, untuk SLIK sejak Januari hingga 31 Oktober 2024 terdapat 8.166 layanan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.