Triwulan III Tahun 2024, Pertumbuhan Ekonomi Sulsel Lebih Tinggi Dari Nasional

oleh

MAKASSAR,beritayang.com- Kinerja perekonomian global secara umum masih melemah, meningkatnya tekanan geopolitik yang makin eskalatif, terutama terkait eskalasi konflik di Timur Tengah, serta dinamika politik di AS pasca Pemilihan Presiden. Berdasarkan proyeksi IMF dan World Bank pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,1%. Sedang Pemerintah Indonesia sendiri menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8% dapat tercapai pada tahun 2028-2029 dengan visi menuju Indonesia Emas 2025 yang dicapai melalui 8 Misi Astacita.

Dalam hal ini, OJK bersama pelaku industri keuangan turut berkontribusi pada beberapa misi penting, antara lain:
• Memastikan stabilitas keuangan dan mendukung kemandirian ekonomi nasional
• Meningkatkan akses keuangan yang inklusif
• Mendorong pembiayaan sektor strategis untuk mendukung pembangunan infrastruktur dan hilirisasi industri
• Meningkatkan Literasi dan Edukasi Keuangan
• Memberantas Praktik Keuangan Ilegal dan
• Mengembangkan Perekonomian Daerah
4. Perekonomian Sulsel pernah mencapai angka pertumbuhan sebesar 8% pada tahun 2011-2012. Pertumbuhan 8% tersebut berdasarkan lapangan usaha ditopang oleh Sektor pertanian, industri pengolahan dan perdagangan serta merupakan 3 sektor lapangan usaha dengan share tertinggi pada tahun 2011 – 2012.

Kepala Kantor OJK Wilayah Sulselbsr Darwisman mengatakan adapun share PDRB Sulsel berdasarkan pengeluaran pada tahun 2011 – 2012 tertinggi juga ditopang oleh Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga, Pembentukan Modal Tetap Bruto, dan Pengeluaran Konsumsi Pemerintah.

“Pada periode triwulan III -2024, pertumbuhan ekonomi Sulsel tercatat sebesar 5,08% lebih tinggi jika dibandingkan nasional sebesar 4,95%. Struktur perekonomian Sulsel masih didominasi oleh sektor pertanian (20,37%), Perdagangan Besar dan Eceran (16,05%) dan Industri Pengolahan (13,32%),” Ujarnya Selasa (10/12/2024)

Dawarisman menjelaskan Pertumbuhan ekonomi Sulsel juga didukung dengan perbaikan pada indikator kesejahteraan di antaranya Indikator Pembangunan manusia yang meningkat dan gini rasio dan tingkat kemiskinan yang menurun.

 

[Perkembangan Kinerja IJK]
8. Sebagai bagian dari upaya mencapai visi Indonesia Emas, stabilitas sektor jasa keuangan di Sulawesi Selatan menjadi fondasi yang kokoh untuk mendukung pembangunan ekonomi daerah. Data terkini menunjukkan bahwa sektor jasa keuangan di Sulawesi Selatan tumbuh positif.
9. Pada posisi Oktober, Aset perbankan tumbuh sebesar 7,23%, Dana Pihak Ketiga meningkat 8,71%, dan penyaluran kredit naik 6,90%, dengan Non-Performing Loan (NPL) yang terjaga di level 2,90% dengan Loan to Deposit Ratio sebesar 123,45%.
10. Kredit Sektor Perbankan didominasi oleh kredit sektor Perdagangan Besar dan Eceran dengan (38,48%) disusul penyaluran kredit untuk pemilikan peralatan Rumah Tangga Lainnya (29,02%) dan kredit untuk pemilikan rumah tinggal (25,24%). Penyaluran kredit di Sulsel masih didominasi oleh kredit produktif.
11. Namun beberapa sektor ekonomi menunjukkan pertumbuhan yang terkontraksi seperti Konstruksi, Jasa Kemasyarakatan Sosbud, Hiburan, serta Listrik Gas dan Air.
12. Kredit UMKM pada periode Oktober 2024 mengalami pertumbuhan sebesar 5,41% dengan rasio NPL 4,63%. Pangsa kredit UMKM mencapai 38,41% dari total kredit dengan jumlah debitur 913.080 rekening. Penyaluran kredit tersebut baru menjangkau 50% dari jumlah UMKM di Sulawesi Selatan tercatat sebesar 1.801.842 UMKM.
13. Penyaluran KUR di Sulawesi Selatan s.d 15 November 2024 telah tersalurkan sebesar Rp15,20 triliun kepada 280.142 debitur. Penyaluran KUR terbesar pada sektor pertanian sebesar Rp6,94 triliun dengan share 45,62% dan sektor perdagangan sebesar Rp5,15 triliun dengan share 33,89% dan didominasi oleh segmentasi Mikro dengan penyaluran mencapai Rp12,38 triliun dengan share 81,40%.
14. Pada sektor IKNB, Perkembangan Industri Jasa Keuangan Non Bank Di
Sulawesi Selatan menunjukkan pertumbuhan pada perusahaan pembiayaan (12,57%), pergadaian (26,98%), modal ventura (2,94%) serta total aset dana pensiun (19,25%) maupun perusahaan penjaminan (7,63%). Begitupun dengan fintech peer to peer lending yang tumbuh sebesar 59,80% dengan jumlah rekening penerima pinjaman aktif sebanyak 498.960 rekening.
15. Pada sektor pasar modal, tingkat inklusi masyarakat terhadap produk pasar modal mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan tercermin dari jumlah SID di Sulsel yang tumbuh sebesar 29,62% (yoy). Kepemilikan saham di Sulsel berdasarkan jenis pekerjaan didominasi oleh pegawai swasta sebanyak 38.271 rekening, kemudian disusul oleh pelajar 32.120 rekening dan pengusaha 17.671 rekening. Adapun kepemilikan saham berdasarkan range umur didominasi oleh investor dengan range umur 18-25 tahun.
16. Selain produk seperti saham, reksadana, dan obligasi, kini tersedia juga Securities Crowdfunding (SCF) sebagai inovasi alternatif pembiayaan yang sangat relevan untuk mendukung UMKM. SCF memberikan peluang bagi UMKM untuk mengakses modal melalui pasar modal, sehingga dapat mendorong pertumbuhan usaha mereka sekaligus memperluas basis investor ritel.

[Program Pengembangan Ekonomi Daerah]

17. Sulawesi Selatan memiliki berbagai potensi unggulan yang tersebar di 24 kota/kabupaten khususnya komoditas pada sektor pertaniaan, perikanan dan peternakan.
18. Dengan potensi yang ada pada sektor tersebut, Bagaimana Peran Sektor Jasa Keuangan dalam Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Selatan Melalui Pengembangan Sektor Pertanian, Perikanan dan Peternakan?
19. Dalam rangka mengembangkan perekonomian daerah, pada akhir tahun 2023 kami bersama TPAKD Prov Sulsel telah mendorong program pengembangan budidaya pisang cavendish. Peningkatan skala (Scale Up) program pengembangan pisang cavendish memiliki potensi yang dapat terus dikembangkan. Sejak awal program diinisiasi, terlihat adanya peningkatan baik dari sisi sebaran lokasi budidaya, jumlah petani, luas lahan, jumlah offtaker, jumlah IJK dan jumlah realisasi kredit dengan rincian:

20. Kami juga mendorong pengembangan komoditas kakao. Tren produksi komoditas kakao di wilayah Sulampua mengalami penurunan 27,12% dalam 16 tahun terakhir dimana Sulteng, Sultra Sulsel dan Sulbar menjadi wilayah sentra kakao yang memiliki lahan terbesar di Indonesia. Di sisi lain permintaan global yang tinggi dan kenaikan harga Kakao karena kelangkaan pasokan dapat menjadi potensi untuk mengembangkan kembali komoditas Kakao di beberapa provinsi Sulampua.
21. Selain itu potensi tanaman hortikultura seperti Bawang Merah, Cabai Rawit dan Kubis yang merupakan 3 jenis sayuran produksi terbesar di Indonesia juga tidak kalah pentingnya, dimana komoditas ini selalu menjadi bahan pelengkap pada berbagai sajian makanan sehingga kebutuhan terhadap komoditas ini juga menjadi peluang yang dapat dimanfaatkan.
22. Sulawesi Selatan merupakan salah satu sentra produksi bawang merah dan cabai rawit nasional dengan ranking 5 pada bawang merah dan 7 pada produksi cabai rawit. Komoditi bawang merah mencatatkan surplus pada neraca ekspor impor, sementara cabai rawit mencatatkan angka defisit
23. Saat ini juga terdapat potensi budidaya nanas madu di Kab. Barru dengan potensi lahan seluas 3000 hektar
24. Tidak hanya pada Sub sektor pertanian dan Perkebunan, PDRB Sub sektor peternakan juga menunjukkan pertumbuhan yang positif (6,49%).
25. Meskipun berdasarkan data Badan Pusat Statistik produksi daging ternak Sulsel pada tahun 2023 sebesar 25.623 ton menurun secara yoy (-5,85%). Hal ini menunjukkan bahwa meskipun produksi mengalami penurunan, ketahanan ekonomi sub sektor peternakan tetap kuat dan memiliki potensi untuk bangkit. Untuk itu diperlukan adanya inovasi dalam sistem peternakan untuk meningkatkan kualitas produksi.
26. Adapun produksi daging ternak di Sulawesi Selatan didominasi oleh daging ternak sapi dengan share sebesar 63,15%.
27. Sektor jasa keuangan berperan dalam memberikan akses keuangan berupa penyaluran kredit pada sektor pertanian dan peternakan. Penyaluran kredit pada sektor ini juga menunjukkan tren yang terus meningkat dimana secara yoy pertumbuhan pada sektor pertanian dan perkebunan sebesar 15,38% dengan penyaluran kredit yang didominasi oleh komoditas Padi (46,48%).
28. Sedangkan pada sektor peternakan tumbuh sebesar 14,52% yang didominasi oleh kredit untuk ternak Sapi Potong (43,38%) dan Unggas (34,09%).
29. Pada sektor Perikanan, share perikanan tangkap laut terhadap nasional berada pada posisi ketiga dengan share sebesar 5,54%. 4 jenis perikanan tangkap laut terbesar di Sulsel yaitu Tongkol, Cakalang, Tuna dan Udang. Adapun pada perikanan budidaya pada perikanan budidaya, rumput laut merupakan komoditas yang memiliki nilai PDRB sebesar 27,72% terhadap nasional dengan 3 jenis perikanan budidata terbesar yaitu. Rumput Laut, Bandeng dan Udang. Produksi rumput laut terbesar di Sulawesi Selatan berada di Kab. Luwu Timur sebesar (633.924 ton).
30. Namun beberapa permasalahan pada pengembangan komoditas Rumput Laut yaitu: 1. Penyerapan produk rumput laut dari petani dan UMKM yang tidak sesuai dengan harga pasar; 2. Hilirisasi produk rumput laut yang belum optimal. 3. Kualitas rumput laut yang hasilkan oleh petani rumput laut belum terstandarisasi sesuai spesifikasi offtaker.
31. Penyaluran kredit sub sektor budidaya rumput laut di Sulawesi Selatan posisi Okt 2024 mencapai Rp545 miliar. Adapun NPL penyaluran kredit di sub sektor budidaya rumput laut sebesar 3,65%. Peyaluran tertinggi di Jeneponto sebesar Rp136 miliar (Share 24,99%), kemudian di Kab. Luwu Rp62,22 miliar (Share
11,41%), dan Kab. Luwu Timur Rp62,21 miliar (Share 11,41%)
32. Penyaluran kredit rumput laut terus menunjukkan peningkatan baik secara nominal maupun jumlah rekening. Pada Okt-2024 tercatat penyaluran kredit budidaya rumput laut kepada 15.282 debitur.
33. Penyaluran kredit sektor perikanan juga didominasi oleh komoditas Rumput Laut (27,12%), disusul Laut Tuna (14,45%) dan Biota Budidaya Air Payau Lainnya (11,56%).
34. Dukungan sektor jasa keuangan pada sektor pertanian, perikanan dan peternakan juga sejalan dengan program pemerintah pusat yaitu Program makan bergizi gratis secara langsung akan meningkatkan kebutuhan terhadap sektor pertanian, peternakan dan perikanan khususnya pada komoditas pangan utama, seperti:
• Padi untuk beras sebagai makanan pokok
• Sapi Potong untuk daging sapi
• Unggas untuk daging ayam dan telur
• Perikanan untuk ikan dan hasil laut lainnya
35. Dengan melihat Jumlah Siswa (SD-SMA) di Sulawesi Selatan yaitu 1.896.186 orang (Sumber: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Dioalah), maka peluang peningkatan produksi pada sektor pertanian, peternakan dan perikanan semakin besar.

[Program Perluasan Akses Keuangan]
36. OJK telah memiliki kebijakan dalam penudukung pembiayaan UMKM termasuk sektor pertanian, perikanan dan peternakan di antaranya melalui beberapa kebijakan seperti:
• Perbankan: SEOJK No 24 /SEOJK.03/2021 Tentang Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko Untuk Risiko Kredit Dengan Menggunakan Pendekatan Standar Bagi Bank Umum
• IKNB: POJK No 10 /POJK.05/2022 Tentang Layanan Pendanaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi
• Pasar Modal: POJK No 8 TAHUN 2024 Tentang Produk Asuransi dan Saluran
Pemasaran Produk Asuransi
37. Selain itu, saat ini juga terdapat asuransi parametrik adalah salah satu inovasi dalam industri asuransi yang menawarkan solusi perlindungan berbasis parameter yang telah ditentukan sebelumnya, bukan pada kerugian aktual yang terjadi. Asuransi ini sangat relevan di wilayah yang rentan terhadap bencana alam, termasuk wilayah pertanian dan perkebunan di Indonesia. Asuransi parametrik ini bermanfaat untuk memitigasi risiko iklim, kepastian keuangan, dukungan peningkatan produktivitas. Hali ini menjadi solusi inovatif untuk:
• Pertanian berbasis pangan utama, seperti padi dan jagung.
• Perkebunan strategis, seperti kelapa sawit, kakao, dan pisang Cavendish.
• Perikanan dan peternakan, yang juga dipengaruhi oleh risiko cuaca.

38. Dalam mendorong pengembangan ekonomi daerah, Kantor OJK Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat bersama TPAKD memiliki berbagai program pengembangan akses keuangan yaitu:
• Program Hapus Ikatan Rentenir di Sulawesi:
2022 s.d TW III 2024:
823.606 debitur
Rp26,47 triliun didominasi sektor pertanian (46,08%)

• Program Pemberdayaan, Pendampingan dan Pembiayaan UMKM Unggulan Sulawesi Selatan yang Berorientasi Ekspor (UMKM Baji’na)
71 peserta pendampingan inkubasi UMKM berorientasi ekspor dan 30 UMKM telah melakukan ekspor sampai dengan Tahun 2024 yang awalnya pada tahun 2022 sebanyak 5 UMKM. Adapun Komoditas yang diperdagangkan diantaranya Kunyit dan Merica Bubuk yang diekspor ke Saudi Arabia, Kerajinan Anyaman dari Daun Lontar ke Malaysia, Kopi
Kalosi Enrekang ke Asia dan Hongkong

• Program Pemberdayaan Ekosistem Bisnis UMKM melalui Klasterisasi
Posisi s.d. TW III 2024
1.300 klaster
19.971 debitur
Rp681 miliar plafond kredit
Penyaluran Kredit di dominasi pada Sektor Pertanian, Perburuan dan Kehutanan (46%) dengan jumlah klaster sebanyak 599 dan jumlah debitur sebanyak 9.947

• Ekosistem Keuangan Inklusif Akuisisi NoA
DPK: 150 rekening, Rp565 juta
Kredit/Pembiayaan : 40 debitur UMKM, Rp3,7 Miliar
Asuransi: 20 polis
Pembentukan Agen Bank Sulselbar: 1 orang
Pembuatan QRIS: 39 QRIS Merchant Tabungan Haji: 28 Orang

• Ekosistem Pondok Pesantren Inklusif Keuangan Syariah (EPIKS)
• Serta berbagai program high impact yang memberikan dampak pada perekonomian dan kesejahteraan masyarakat contohnya program budidaya pisang cavendish dan kakao

[Program Literasi dan Edukasi Keuangan]
39. Berdasarkan hasil survey nasional literasi dan inklusi keuangan tahun 2024, tingkat literasi keuangan nasional sebesar 65,43% dan inklusi keuangan sebesar 75,02%. Literasi dan inklusi keuangan berperan penting dalam mewujudkan kesejahteaan masyarakat walaupun kita sadari bersama masih terdapat berbagai tantangan. Tingkat literasi keuangan yang belum maksimal juga tercermin dari demografi masyarakat kita di Sulawesi Selatan yang masih didominasi oleh masyarakat dengan tingkat Pendidikan SLTA (SMA) ke bawah.
40. Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang produk keuangan, Kantor OJK Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat telah menyelenggarakan 1.786 kegiatan yang menjangkau 710.655 Peserta. Selain pelaksanaan kegiatan edukasi keuangan secara tatap muka maupun online, kami juga telah melakukan edukasi keuangan melalui talkshow radio sebanyak 12 kali yang menjangkau 481.372 Jangkauan Pendengar.
41. OJK telah menetapkan 10 sasaran prioritas edukasi keuangan pada Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia 2021-2025 yang diantaranya adalah Perempuan, Pemuda dan Penyandang Disabilitas yang merupakan fokus pembangunan sumber daya manusia berdasarkan Astacita.
42. Sebagai upaya mempercepat peningkatan literasi dan inklusi keuangan, Kantor OJK Sulselbar juga telah menyelenggarakan kegiatan edukasi ke 1.605 desa sampai dengan tahun 2024 dimana pada tahun 2025 ditargetkan sebanyak 2.706 desa.
43. Selain itu, OJK juga telah mencangkan program Gencarkan (Gerakan Nasional Cerdas Keuangan dalam rangka mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan secara masif dan merata di seluruh Indonesia termasuk peningkatan literasi keuangan syariah melalui program:
• Santri Cakap Literasi Keuangan Syariah (SAKINAH)
• Sahabat Ibu Cakap Literasi Keuangan Syariah (SICANTIKS)
• Gebyar Ramadhan Syariah (GERAK SYARIAH)
• Indonesia Sharia Financial Olympiad/ Olimpiade untuk pelajar (ISFO)
44. Kami juga telah memberikan 433 Layanan Konsumen di Sulawesi Selatan dimana layanan yang paling banyak diminta yaitu Permintaan Informasi/ Dokumen (31,18%) dan paling banyak berasal dari sektor perbankan. OJK Sulselbar juga telah melayani permintaan SLIK sebanyak 8.904.

[Program Literasi dan Edukasi Keuangan]
45. Kami juga tidak bosan mengingatkan kepada masyarakat untuk waspada terhadap investasi dan pinjaman online illegal yang telah banyak merugikan masyarakat. Saat ini, OJK bersama 16 Kementerian dan Lembaga telah membentuk Satgas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (satgas pasti) yang tugasnya melakukan pencegahan dan pemblokiran aktivitas keuangan ilegal.
46. Selain itu, OJK juga berperan dalam rangka pencegahan transaksi judi online yang tergabung dalam Satgas Judi Online. Bedasarkan data terkini Kemnterian Komunikasi dan Digital telah diblokir 10.000 rekening yang dicurigai terafiliasi dengan judi online. Edukasi kepada masyarakat terkait bahaya judi online juga terus digencarkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.